}
Teknologi

Dituduh Rebut Konten Tanpa Bayar, AI Google Diseret ke Pengadilan

Jakarta, PusatHeadline – Raksasa teknologi Google kembali menghadapi tuntutan hukum setelah dituduh mengambil konten dari berbagai situs web tanpa izin untuk melatih kecerdasan buatannya (AI). Sejumlah penerbit berita dan perusahaan media mengklaim bahwa Google menggunakan artikel, gambar, dan data mereka tanpa kompensasi yang layak.

Gugatan ini diajukan di Amerika Serikat oleh beberapa organisasi media yang menuduh Google mencuri konten dari situs mereka untuk meningkatkan kemampuan AI, termasuk chatbot seperti Gemini (sebelumnya Bard). Mereka menilai bahwa praktik ini merugikan industri media yang mengandalkan iklan dan langganan untuk bertahan.

Dalam dokumen hukum yang diajukan ke pengadilan, pihak penggugat menegaskan bahwa Google tidak memberikan kompensasi yang pantas atas penggunaan konten tersebut. Selain itu, mereka menilai bahwa AI Google bisa menggantikan kebutuhan pengguna untuk mengunjungi situs berita secara langsung, sehingga mengurangi trafik dan pendapatan media.

Menanggapi gugatan ini, Google membantah telah mencuri atau menggunakan konten secara ilegal. Perusahaan itu mengklaim bahwa sistem AI mereka dikembangkan dengan mematuhi kebijakan yang berlaku dan bahwa mereka telah bermitra dengan berbagai media untuk memastikan keseimbangan antara inovasi dan hak kekayaan intelektual.

Juru bicara Google menyatakan bahwa pihaknya sedang mengembangkan cara baru agar penerbit berita tetap mendapatkan manfaat dari kemajuan teknologi AI. Namun, pihak penggugat menegaskan bahwa tanpa transparansi dan kesepakatan yang jelas, praktik Google tetap merugikan mereka.

Kasus ini menjadi perdebatan yang lebih luas mengenai bagaimana perusahaan teknologi besar memanfaatkan data dan konten dari internet. Banyak penerbit berita dan kreator konten merasa bahwa AI harus tunduk pada regulasi yang lebih ketat agar tidak merugikan pihak yang telah bekerja keras menciptakan informasi berkualitas.

Baca juga :  Maka Motors Fokus pada Model Lain, Cavalry dengan IoT Tak Masuk Pasar

Jika gugatan ini berhasil, Google mungkin akan dipaksa untuk membayar royalti atau berbagi keuntungan dengan penerbit berita. Hal ini juga bisa menjadi preseden hukum bagi perusahaan AI lain yang mengandalkan data dari internet untuk mengembangkan teknologi mereka.

Kasus ini masih dalam proses hukum, dan hasil akhirnya bisa berdampak besar terhadap masa depan industri media dan perkembangan AI.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *