Wiranto Angkat Bicara Soal Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: “Pisahkan Jasa dan Kesalahan”
Jakarta – Isu pengusulan nama Soeharto sebagai Pahlawan Nasional kembali menjadi bahan perdebatan publik. Sejumlah kalangan masih memperdebatkan layak atau tidaknya presiden kedua RI itu mendapatkan gelar tersebut. Di tengah kontroversi tersebut, mantan Panglima ABRI sekaligus Mantan Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, menyatakan dukungannya terhadap usulan itu.
Wiranto menilai, seorang pahlawan bukanlah sosok tanpa dosa, melainkan manusia biasa yang memiliki jasa besar bagi bangsa dan negara. Ia menegaskan bahwa perjuangan dan kontribusi Soeharto selama memimpin Indonesia patut diapresiasi, meski tidak terlepas dari sejumlah kesalahan di masa lalu.
“Pahlawan itu juga manusia, bukan malaikat yang suci tanpa kesalahan. Selama seseorang berjuang membela dan membangun negeri ini, ia layak disebut pahlawan,” ujar Wiranto saat ditemui di Kantor DPP Partai Hanura, Jakarta, Selasa (11/11/2008).
Lebih lanjut, Wiranto mengajak masyarakat untuk menilai sosok Soeharto secara adil. Menurutnya, jasa Soeharto dalam menjaga keutuhan bangsa dan membangun perekonomian Indonesia tidak bisa dihapus begitu saja hanya karena kesalahan yang pernah terjadi.
“Kesalahan tentu ada, tapi semua itu harus dipisahkan. Kita nilai dari dua sisi, jasa beliau membangun negeri dan kesalahannya sebagai manusia biasa,” tegas Wiranto.
Pernyataan Wiranto ini kembali memicu diskusi hangat di masyarakat. Sebagian pihak sepakat dengan pandangan tersebut, mengingat stabilitas nasional dan pembangunan ekonomi pada masa Orde Baru menjadi catatan penting sejarah Indonesia. Namun, ada juga yang menolak keras dengan alasan adanya pelanggaran HAM dan praktik korupsi yang membayangi masa kepemimpinan Soeharto.
Terlepas dari pro dan kontra, dukungan Wiranto menambah dimensi baru dalam wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, yang terus menjadi perdebatan sejak beberapa tahun terakhir.





