}
Bisnis Dunia

Dolar Tembus Rp 16.520, BI Ambil Langkah Agresif Menyelamatkan Rupiah

Jakarta, PusatHeadline – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali mengalami tekanan signifikan. Pada perdagangan terbaru, kurs rupiah melemah hingga menyentuh Rp 16.520 per dolar AS. Situasi ini mendorong Bank Indonesia (BI) untuk mengambil langkah agresif guna menjaga stabilitas mata uang nasional.

Bank Indonesia segera merespons pelemahan rupiah dengan melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) dan Surat Berharga Negara (SBN). Intervensi ini bertujuan untuk menekan volatilitas pasar dan mencegah depresiasi rupiah yang lebih dalam.

“Kami terus berada di pasar untuk memastikan stabilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga. BI akan menggunakan seluruh instrumen yang dimiliki untuk menjaga keseimbangan ekonomi,” ujar Edi Susianto, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI.

Beberapa faktor global dan domestik turut mendorong pelemahan rupiah. Salah satunya adalah ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga The Fed yang membuat dolar semakin perkasa. Selain itu, ketegangan geopolitik dan perlambatan ekonomi global turut mempengaruhi sentimen investor terhadap aset berisiko, termasuk rupiah.

“Faktor triggernya terkait kebijakan tarif Trump yang akan mengenakan tarif 25% untuk Canada dan Mexico dan 10% untuk China, serta mengancam akan mengenakan tarif 25% untuk negara-negara EU. Faktor-faktor tersebut menyebabkan DXY (Indeks dolar AS) mengalami penguatan hampir terhadap seluruh mata uang,” tambah Edi.

Di sisi domestik, tekanan terhadap rupiah juga datang dari defisit neraca perdagangan dan tingginya permintaan dolar untuk kebutuhan impor.

Melemahnya rupiah berdampak langsung pada berbagai sektor ekonomi. Harga barang impor menjadi lebih mahal, yang dapat mendorong inflasi. Selain itu, beban utang luar negeri pemerintah dan korporasi dalam bentuk dolar juga meningkat.

Namun, di sisi lain, pelemahan rupiah bisa memberikan keuntungan bagi sektor ekspor. Produk-produk Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar global karena harga yang lebih murah dibandingkan dengan negara lain.

Baca juga :  Warna dan Grafis Segarkan Yamaha R15 dan MT15, Serta Harga Lengkapnya

Selain intervensi di pasar, Bank Indonesia juga berencana meningkatkan suku bunga acuan jika diperlukan untuk menjaga daya tarik aset rupiah. BI juga terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk memastikan kebijakan fiskal dan moneter tetap sinkron dalam menjaga stabilitas ekonomi.

Para pelaku pasar dan masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak panik dalam menghadapi fluktuasi nilai tukar. BI menegaskan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih kuat dan mampu menghadapi tekanan eksternal.

Dengan berbagai langkah yang diambil, diharapkan rupiah bisa kembali stabil dan tekanan terhadap perekonomian nasional dapat diminimalisir.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *