}
Otomotif

Mobil China Lebih Laku dibanding Mobil Jepang di Indonesia.

Jakarta, PusatHeadline – Lonjakan penjualan kendaraan asal Tiongkok di Indonesia tidak lagi bisa dianggap fenomena sesaat. Pada kuartal I 2025, total distribusi mobil China mencapai 20 672 unit, meroket 153 % dibanding periode sama tahun lalu. Angka inilah yang untuk pertama kalinya menempatkan merek‑merek Negeri Tirai Bambu di depan sebagian merek Jepang dalam beberapa segmen utama.

Secara agregat, pangsa pasar produsen China kini 10 % dari total pasar otomotif Tanah Air, melonjak tajam dari 3,83 % setahun sebelumnya. Kenaikan tujuh poin persentase tersebut menandai retaknya dominasi 90‑an persen yang dipegang Jepang selama tiga dekade terakhir.

BYD memimpin gelombang dengan 5 718 unit terjual hanya dalam tiga bulan, diikuti Wuling (4 795 unit) dan Chery (4 399 unit). Kombinasi model listrik terjangkau dan SUV bensin ramah kantong membuat trio ini menyesuaikan produk dengan selera sekaligus daya beli konsumen Indonesia.

Keberhasilan tersebut didorong strategi harga agresif, BYD Dolphin dipasarkan mulai Rp 398 juta saat dirilis serta fitur canggih seperti ADAS setara Level 2 yang sebelumnya hanya tersedia di mobil premium. Di saat bersamaan, produsen Jepang relatif lambat meluncurkan EV terjangkau, memberi ruang bagi pemain baru.

Rencana pabrik BYD senilai USD 1 miliar di Subang, yang ditarget selesai akhir 2025, menambah kepercayaan pasar bahwa harga EV akan makin turun akibat hilangnya bea masuk CKD.
Reuters Insentif PPN DTP 10 % khusus mobil listrik pun membuat total cost of ownership EV kian kompetitif.

Generasi milenial perkotaan kini menghargai konektivitas in‑car, layar sentuh besar, dan update OTA. Fitur‑fitur tersebut sudah menjadi standar pada produk China, sedangkan brand mapan masih menjadikannya opsi berbayar.

Merek Jepang kian terdesak di segmen low‑SUV dan city car. Paket kredit murah dari leasing Tiongkok, program garansi baterai 8 tahun, serta layanan purnajual mobile service membuat value proposition Jepang tampak kurang menarik. Belum lagi tren ride‑hailing armada listrik yang mulai berpindah ke BYD e‑Taxi.

Baca juga :  BAIC Indonesia Pamerkan BJ40 Plus Champion Edition

Bila tren ini terus berlanjut, pangsa pasar China bisa menyentuh 15 % pada akhir 2025. Distributor Jepang perlu mempercepat lokalisasi EV dan memperlonggar kebijakan suku cadang agar merestorasi kepercayaan konsumen. Sementara itu, konsumen disarankan mencermati residual value mobil China yang masih dibangun sebelum memutuskan pembelian.

LEAVE A RESPONSE

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *