Jakarta, PusatHeadline – PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya telah mengambil langkah proaktif dalam menghadapi musim hujan dengan menurunkan petugas patroli ke berbagai wilayah rawan banjir di Jakarta. Langkah ini bertujuan untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat terkait penggunaan listrik saat terjadi banjir.
General Manager PLN UID Jakarta Raya, Lasiran, menyatakan bahwa petugas melakukan pemantauan kondisi di wilayah tugas masing-masing setiap jam. Jika ketinggian air mulai meningkat, petugas akan berkoordinasi dengan RT/RW setempat untuk menghentikan aliran listrik sementara demi keselamatan warga sekitar.
Penghentian aliran listrik sementara juga dilakukan saat terdapat rumah warga atau gardu listrik PLN yang terdampak banjir. Hal ini penting karena air merupakan penghantar listrik, sehingga penghentian aliran listrik diperlukan untuk menghindari risiko sengatan listrik.
PLN mengimbau masyarakat untuk melaporkan kepada PLN apabila terdampak banjir namun listrik masih menyala. Petugas PLN akan segera ke lokasi untuk mengamankan listrik di daerah tersebut. Selain itu, masyarakat diingatkan untuk mematikan aliran listrik dari MCB yang berada di kWh meter masing-masing, mencabut semua peralatan listrik dari stop kontak, dan memindahkan peralatan listrik ke tempat yang lebih tinggi saat banjir.
PLN UID Jakarta Raya telah menyiapkan 2.148 petugas yang bersiaga selama 24 jam, 17 perahu karet, 10 unit catu daya tanpa putus (UPS) dengan total daya 3.200 kVA, 9 unit kabel bergerak total 6.400 meter, 38 unit gardu bergerak total daya 23.240 kVA, dan delapan unit trafo bergerak total daya 5.450 kVA. Selain itu, terdapat satu unit power generator 600 kVA, delapan derek bergerak, tujuh unit mobil deteksi, serta 17 posko siaga yang tersebar di seluruh Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Jakarta.
Dengan langkah-langkah antisipatif yang dilakukan oleh PLN Jakarta, diharapkan risiko bahaya listrik saat banjir dapat diminimalkan, sehingga keselamatan masyarakat tetap terjaga.